
Di Desa Sukamulya, Kecamatan Cipongkor, tinggal seorang perempuan tua yang penuh keteguhan hati. Namanya Mak Asih, seorang nenek berusia 89 tahun yang masih berjuang keras demi masa depan cucunya. Di usianya yang hampir seabad, Mak Asih tidak menyerah pada keadaan. Sejak kedua orang tua cucunya meninggal dunia, ia mengambil peran sebagai pengganti—menjadi ibu, ayah, sekaligus pengasuh tunggal.
Untuk menyambung hidup, Mak Asih mengandalkan pekerjaannya sebagai tukang cuci keliling. Meski tubuhnya sudah renta dan langkahnya tak lagi sekuat dulu, Mak Asih tetap berusaha melayani siapa pun yang bersedia memberinya pekerjaan. Dengan tangan keriput dan tenaga yang terbatas, ia mencuci pakaian warga sekitar demi memastikan cucunya tetap bisa bersekolah dan makan.
Namun, hidup tidak selalu memihak. Terkadang, tidak ada yang menggunakan jasanya. Di hari-hari seperti itu, Mak Asih hanya bisa duduk diam di depan rumah, menunggu dan berharap. Harapan bahwa mungkin ada tetangga yang datang membawa makanan, karena ia tahu betul—hasil dari cucian tidak cukup untuk membeli beras, apalagi kebutuhan lain.
Mak Asih adalah potret ketulusan, perjuangan, dan kasih yang tak terhingga. Di tengah kesulitan dan usia yang lanjut, ia tetap memilih untuk tidak menyerah. Ia adalah contoh nyata bahwa cinta sejati tidak mengenal batas usia ataupun keadaan.
Mari bantu Mak Asih dan cucunya.
Sedikit bantuan dari kita, bisa menjadi harapan besar bagi hari-hari Mak Asih yang penuh perjuangan.
Ulurkan tangan Anda untuk memastikan Mak Asih tak lagi menunggu dalam lapar, dan cucunya tetap bisa menggapai masa depan melalui pendidikan.
![]()
Menanti doa-doa orang baik