Bu Melah, Pejuang Kaos Kaki dan Cinta Tanpa Batas
Di usia senjanya, Bu Melah tetap melangkah — meski tertatih. Setiap hari ia berkeliling dari kampung ke kampung, dari pasar ke pasar, menjajakan kaos kaki demi sesuap nasi. Tapi langkah Bu Melah tidak pernah mudah…
Ia mengidap epilepsi yang bisa kambuh sewaktu-waktu. Tubuhnya sering gemetar, namun ia tetap memaksa diri berdiri, karena ada satu alasan kuat: anak tercintanya, Edi.
Edi adalah putra sulung Bu Melah yang hidup dengan disabilitas Down Syndrome. Ayahnya sudah tiada, dan kini hanya Bu Melah yang menjadi sandaran hidup Edi — satu-satunya yang merawat dan menjaganya dengan sepenuh hati.
“Ibu udah kehabisan modal... Ibu nggak bisa secepat almarhum bapaknya Edi waktu jualan. Apalagi kalau kejang datang...”
Bu Melah, dengan suara tertahan.
Tak jarang, saat melewati pasar, orang-orang bertanya,
“Bu, Edi mana? Ini ada kaos buat Edi…”
Mereka tahu, cinta Bu Melah untuk Edi begitu besar.
Namun, saat ini Bu Melah butuh kita. Modal jualannya habis. Tubuhnya ringkih. Tapi tanggung jawab di pundaknya masih begitu besar.
Mari jadi pelipur lelah Bu Melah.
Bantu perjuangan Bu Melah agar ia bisa kembali berjualan, merawat Edi, dan mendapatkan pengobatan rutin untuk dirinya sendiri.
Sekecil apa pun donasi kamu, sangat berarti untuk mereka.
Menanti doa-doa orang baik